Minggu, 01 Februari 2009

7 Langkah menuju keberhasilan finansial


Pelajari dan lakukan 7 hal dibawah ini
1. Gunakan pola pikir milyuner
Pelajari dan gunakanlah pola pikir seorang milyuner, cara berpikir milyuner berbeda dan karna itu tindakan yg dilakukan tidak sama sehinga hasil yg diperoleh jauh berbeda pula, para milyuner memiliki seperangkat paham dan kebiasaan berbeda yg memungkinkan mereka melihat kesempatan padahal orang lain mengangap itu sebuah masalah.
http://moneyblueprint.blogspot.com/2008/06/21-cara-orang-kaya-berpikir-dan.html
2. Menetapkan tujuan2 finansial yg jelas
Kesejahteraan tidak akan terwujud secara kebetulan, anda harus punya suatu tujuan yg jelas gambaran yg anda inginkan , tanpa adanya angka yg spesifik sebagi fokus, anda tak akan dapat mengembangkan sebuah strategi untuk mencapainya.


3. Menciptakan sebuah rencana finansial
Setelah anda menetapkan tujuan finansial yg spesifik tentang berapa banyak yg anda ingin kumpulkan maka anda dapat mengembangkan rencana yg spesifik untuk mencapainya, hanya dengan membuat rencanalah , anda menciptakan tujuan sebagai satu kesempatan, pada saat anda melaksanakan rencana yg telah dibuat, mimpi anda akanmenjadi kenyataan
4. Meningkatkan pendapatan anda secara drastis
Setelah menetapkan dan menciptakan sebuah rencana finasial, pada awalnya anda akan berkecil hati melihat berapa lama waktu yg anda perlukan untuk mencapai tujuan finansial anda, hmm mungkin anda butuh waktu puluhan tahun untuk mencapainya
oleh karna itu sangatlah penting untuk anda belajar bagimana meningkatkan pendapatan anda secara drastis, 5%, 10% atau 20% bahkan 5x atau 20x lipat!, apakah ini mungkin? yah semua mungkin asal anda merubah mental dan cara berpikir anda
5. Kelola uang anda dan kurangi pengeluaran
Banyak orang berpikir dengan meningkatnya pendapatan kekayaan mereka akan bertambah secara otomatis, tetapi kebanyak yg terjadi adalah semakin bertambah pendapatan kita semakin banyak pula pengeluaran kita karna gaya hidup yg berubah dan yg lebih parah kita mulai melakukan pembelanjaan konsumtif secara kredit karna terbujuk skema si 0% dan si cicilian bertahap,Para milyuner menjadi kaya bukan karna banyaknya uang yg merka dapatkan , tetapi karna kemampuan untuk menabung dan berinvestasi
6. Kembangkan uang anda dengan tingkat keuntungan milyuner
Betapa kerasnyapun anda bekerja dan mendapatkan uang, itu tidak akan cukup untuk menjadikan anda milyuner, kekayaan yg luar biasa dapat diraih bila anda tahu bagaimana uang bekerja bagi anda, melalui kekuatan bunga berbunga anda akanmampu mengembangkan modal yg sedikit menjadi keuntungan yg besar seiring dengan berjalanya waktu
7. Lindungi kekayaan anda
Tak ada gunanya bekerja keras dan mengumpulkan kekayaan hanya untuk melihat semuanya terengut dari gengaman anda. banyak orang bekerja keras puluhan tahun hanya untuk melihat jerih payah mereka habis karna penyakit, kecelakaan, kebakaran atau tuntutan hukum yg tak terduga
para mlyuner menjalin kerjasama dengan para profesional, penasihat keuangan, hukum , asuransi, pengacara maupun akuntan, untuk membantu membentengi keuangan mereka dan memastikan tak seorangpun dapat menyentuh kekayaan yg telah mereka bangun

Langkah Menuju Keberhasilan


Keberhasilan. Sebuah kata besar yang seringkali hanya berada dalam pikiran kita saja. Keberhasilan tampaknya masih merupakan kata besar yang mengandung kesulitan besar pula. Namun siapa sangka jika keberhasilan yang awalnya hanya berada dalam dunia maya itu bisa menjadi nyata?
Setiap orang di dunia ini pastilah ingin berhasil dalam hidupnya. Keberhasilan mempunyai batas yang relatif, tidak sama untuk semua orang. Keberhasilan menurut si A mungkin berbeda dalam pandangan si B. Keberhasilan yang dicapai oleh A mungkin dipandang sebagai hal yang belum berhasil menurut B. Begitulah kerelatifan dari keberhasilan. Hal ini terkait erat dengan cita-cita besar yang ingin dicapai dalam hidupnya.
Apakah menjadi sarjana merupakan keberhasilan? Ya, menurut sebagian orang. Tetapi menurut orang yang lain menjadi sarjana mungkin hanya sebuah langkah menuju keberhasilan. Mempunyai anak yang rajin dan patuh mungkin merupakan suatu keberhasilan bagi seorang ibu yang mengabdikan diri kepada keluarga untuk mendidik anaknya. Bagi orang lain, mungkin hal tersebut tidak berarti apa-apa. Singkat kata, inilah yang dimaksud bahwa keberhasilan merupakan hal yang relatif. Dan kita tidak bisa mengukur keberhasilan yang akan kita capai berdasarkan cita-cita orang lain.

Pernah suatu ketika seorang mahasiswaku curhat, menumpahkan semua keluhannya terutama tentang tugas kuliah yang menurutnya sangat berat. Saat itu sempat kutanya satu kalimat,
“Kamu ingin berhasil kan? Ingin lulus tepat waktu dengan hasil yang maksimal?”
Dia menjawab, “Tentu saja dong bu! Tapi bagaimana saya bisa berhasil jika tugas kuliah sebanyak ini?”
Sambil tersenyum dan memandang matanya, mulailah aku bercerita, “Kamu ingin menjadi arsitek yang baik kan? Semua tugas yang diberikan dosen itu tidak lain adalah salah satu cara untuk membuat kamu lebih mudah memahami materi. Saya tahu, pastilah kendala utama adalah waktu untuk mengerjakannya,”
Dia masih menyimak penjelasanku sampai setengah jam berikutnya. Aku tahu, pasti akan ada perdebatan panjang jika kuteruskan menjawab pertanyaannya. Aku hanya mencoba memahami permasalahan dan bersama-sama mencari solusi dari permasalahan yang sedang dialaminya. Kujelaskan perlahan, mulai dari mengapa dosen memberikan tugas kepadanya, apa tujuannya, sampai pada cerita tentang teman-teman yang berhasil dengan tugas yang sama. Akhirnya kami secara bersama-sama menemukan permasalahan inti yang sedang dihadapinya.
Permasalahan utamanya adalah memenej waktu dan pekerjaan. Hampir semua mahasiswa arsitek (termasuk aku ketika kuliah dahulu) mengalaminya. Tetapi ketika kita sudah sadar akan masalah utama yang menghadang keberhasilan, berarti kita sudah maju satu langkah. Setelah permasalahan ditemukan, langkah yang diambil adalah mencari solusi dari permasalahan tersebut. Solusi yang diambil bisa saja tepat atau tidak tepat. Karena itulah dibutuhkan strategi pemilihan solusi.
“Dulu waktu ibu kuliah, suka lembur-lembur sampai pagi juga nggak?” sebuah pertanyaan dilontarkan padaku ketika kami sedang membahas solusi penyelesaian tugas tersebut.
“Tahun-tahun awal kuliah, ya. Saya lembur. Sangat sering sampai adzan subuh berkumandang. Tetapi lama kelamaan tidak lagi. Karena sebenarnya ketika kita maksimalkan waktu yang ada, kita tidak perlu lembur lagi kok,” begitu jawabku saat itu.
Mereka memandangku tidak percaya. Aku yakin, pastilah mereka sempat memikirkan apa yang dahulu kupikirkan. Bagaimana caranya supaya pekerjaan selesai tepat waktu tanpa lembur sampai pagi?
Kujelaskan trik yang kulakukan saat kuliah dahulu. Pertama, ketika dosen memberikan tugas, baik paper atau gambar, langsung saja cari di perpustakaan buku atau pustaka yang mendukung. Apabila ada uang, fotokopi bagian yang penting. Jika tidak ada, catat dan ingat-ingat dengan baik. Kemudian, mulailah kerjakan satu demi satu tugas tersebut. Jangan menunggu ketika deadline sudah dekat. Kerjakan secara perlahan-lahan dengan memperhatikan waktu di sela-sela kuliah yang ada. Kerjakan tugas di mana saja, di perpustakaan atau di studio.
Kemudian, rajin-rajinlah asistensi dengan dosen/asisten. Karena saat asistensi itulah banyak ilmu yang bisa kita ambil. Jangan takut jika ternyata pekerjaan kita salah. Bukankah dengan mengetahui pekerjaan kita salah di awal berarti kita sudah maju satu langkah lagi? Bayangkan saja jika kita tahu pekerjaan kita salah pada saat beberapa hari menjelang deadline. Tentu saja kita tidak akan bisa mengerjakannya dengan tenang.
Untuk bisa sering-sering asistensi, tentu saja kita harus mengerjakan pekerjaan kita dengan rutin. Dan satu hal yang harus dicatat jika kita ingin meraih keberhasilan, jangan menunggu mood itu datang, tetapi usahakanlah mood itu selalu datang. Jangan tunda pekerjaan hanya karena saat itu kita sedang tidak mood. Lebih baik mengerjakannya dengan perlahan tetapi kontinu daripada terburu-buru dalam waktu yang singkat. Hal yang tidak boleh ditinggal dan harus selalu diingat adalah tetap berdoa minta pertolongan pada Allah dan juga menjaga kesehatan badan.
Perencanaan juga merupakan hal penting yang mendukung keberhasilan kita. Perencanaan yang matang memang bukan penentu keberhasilan, tetapi merupakan sebuah langkah untuk mempermudah terwujudnya keberhasilan. Dan jangan takut gagal ketika ingin berhasil. Mungkin saja kegagalan itu merupakan suatu tahapan yang harus kita lalui untuk mencapai keberhasilan.
Nah, apabila semua langkah tersebut sudah dilakukan, maka kita hanya bisa melakukan satu hal. Pasrah, tawakkal. Serahkan semua kepada Allah. Karena hanya Dia-lah yang paling tahu apa hal terbaik yang terjadi pada diri kita. Apapun yang akan kita dapat nantinya sebagai hasil dari pekerjaan kita, harus kita terima dengan hati lapang. yang penting kita sudah usahakan secara maksimal. Masalah hasil akhir adalah urusan Allah.
Kalaupun hasilnya ternyata masih belum memuaskan menurut kita, jangan menyesal, tetap terima hasil itu karena kita sudah berusaha maka itu hal terbaik yang pantas kita terima dan mungkin memang baru seukuran itu kemampuan kita. Sesuatu yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah. Dan sesuatu yang menurut kita tidak baik, belum tentu tidak baik juga menurut Allah.
Tetapi jangan lupa untuk introspeksi diri, apakah keberhasilan yang ingin kita raih itu berada dalam batas kemampuan kita dan usaha kita sudah mengarah ke sana? Jangan-jangan kita hanya ingin berhasil tapi kita tidak berusaha secara maksimal? Ibaratnya secara realistis jika ingin menjadi pengusaha, kita harus memulai dari bawah dengan usaha yang tidak minim. Apakah menjadi pengusaha bisa terwujud begitu saja dengan ongkang-ongkang kaki? Tentu saja tidak.
Bukankah sebenarnya kita bisa dengan mudah meraih keberhasilan itu? Keberhasilan merupakan kombinasi dari dua aspek, usaha dan doa. Usaha dan doa disertai dengan perencanaan matang dan semangat tinggi insyaAllah bisa mengantarkan kita menuju keberhasilan yang ingin kita raih. Dan kalaupun dengan cara tersebut kita belum berhasil, yakinlah itu yang terbaik untuk kita. Bangkit, berusaha dan berdoalah lagi. Karena selama kita masih hidup, berarti masih ada kemungkinan untuk meraih keberhasilan tersebut.

Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa

Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa

Secara umum, manusia cenderung memisahkan peristiwa yang terjadi dalam istilah "baik" dan "buruk". Pemisahan tersebut sering bergantung pada kebiasaan atau tendensi peristiwa itu sendiri. Reaksi mereka terhadap peristiwa tersebut berubah-ubah tergantung pada kepelikan dan bentuk kejadian tersebut; bahkan apa yang akhirnya akan mereka rasakan dan alami biasanya ditentukan oleh kebiasaan sosial masyarakat.

Hampir semua orang memiliki sisa-sisa mimpi masa kecil, bahkan dalam hidup mereka selanjutnya, walaupun rencana-rencana ini tidak selalu terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan atau direncanakan. Kita selalu cenderung kepada kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dalam hidup. Peristiwa tersebut dapat sekejap saja melemparkan hidup kita ke dalam kekacauan. Ketika seseorang berniat untuk menjalankan hidupnya dengan normal, ia mungkin berhadapan dengan rangkaian perubahan yang pada awalnya terlihat negatif. Seseorang yang sehat bisa dengan tiba-tiba terserang penyakit yang fatal atau kehilangan kemampuan fisik karena kecelakaan. Sekali lagi, seseorang yang kaya bisa saja kehilangan seluruh kekayaannya dengan tiba-tiba.

Hidup seperti menaiki roller-coaster. Reaksi orang berbeda-beda ketika menaikinya. Jika kejadian yang muncul menyenangkan, reaksi mereka baik-baik saja. Akan tetapi, ketika dihadapkan pada hal-hal yang tidak diharapkan, mereka cenderung kecewa, bahkan marah. Kemarahan mereka itu bisa memuncak, bergantung pada sejauh mana mereka berhubungan dengan peristiwa tersebut dan pencapaian mereka dalam masalah ini. Kencenderungan ini biasa terjadi dalam masyarakat yang tenggelam dalam kebodohan.

Ada juga di antara mereka yang saat kecewa berkata, "Pasti ada kebaikan di dalamnya." Bagaimanapun juga, kalimat yang diucapkan tanpa memahami arti sebenarnya hanya semata-mata kebiasaan masyarakat saja.

Masih ada sebagian orang yang memiliki keinginan untuk memikirkan maksud Ilahiah dalam setiap peristiwa, apakah yang mungkin terdapat dalam kejadian-kejadian yang sepele. Akan tetapi, ketika mereka dihadapkan pada peristiwa yang lebih besar, yang sangat mengganggu, tiba-tiba mereka melupakan niat tersebut. Sebagai contoh, seseorang mungkin tidak akan tertekan saat mesin mobilnya rusak tepat ketika ia harus berangkat ke kantor dan ia berusaha berprasangka baik terhadap kejadian tersebut. Akan tetapi, jika keterlambatannya itu membuat bosnya marah atau menjadi alasan hilangnya pekerjaan, ia lalu mencari-cari alasan untuk mengeluh. Dia mungkin akan bersikap sama jika kehilangan perhiasan atau jam mahal. Contoh-contoh ini menunjukkan kepada kita bahwa ada beberapa kejadian kecil yang menyebabkan orang bereaksi dengan wajar atau mereka mau berbaik sangka bahwa hal tersebut mengandung kebaikan. Akan tetapi, contoh-contoh lainnya yang tidak biasa dapat membuatnya mencari pembenaran atas keangkuhan dan kemarahan mereka.

Di sisi lain, sebagian orang hanya menghibur diri dengan berpikir demikian tanpa memiliki pegangan makna yang benar terhadap "melihat kebaikan dalam segala hal". Dengan sikap demikian, mereka percaya bahwa hal tersebut dapat menjadi cara untuk menciptakan kenyamanan bagi mereka yang tengah tertimpa masalah. Misalnya yang terjadi pada anggota keluarga yang bisnisnya tengah berantakan atau seorang teman yang gagal dalam ujian. Bagaimanapun juga, jika kepentingan merekalah yang dipertaruhkan dan mereka terlihat tak sedikit pun memikirkan kebaikan apa yang ada di balik peristiwa tersebut, mereka telah berlaku bodoh.

Kegagalan untuk melihat kebaikan dalam peristiwa yang dialami seseorang muncul dari hilangnya keimanan seseorang. Kegagalannya untuk memahami bahwa Allahlah yang menakdirkan setiap kejadian dalam kehidupan seseorang, bahwa hidup di dunia ini tidak lain hanyalah ujian, inilah yang menghalangi dirinya untuk menyadari kebaikan apa pun dalam setiap peristiwa yang terjadi padanya.

Dalam bab berikut, kita akan menggali ide itu, yaitu memiliki keyakinan bahwa ada kebaikan dalam apa pun yang terjadi pada kita dan faktor-faktor tersebut penting sekali untuk kita lihat.