Penyakit yang terjadi pada hati/ liver dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Penyebab penyakit pada hati/ liver yang utama adalah virus, selain
salah satu dari kelima virus hepatitis (A, B, C, D atau E), juga bisa
terjadi karena infeksi virus lainnya seperti mononukleosisi infeksiosa,
infeksi cytomegalovirus dan demam kuning. Sedangkan penyakit pada hati/
liver yang terjadi karena non-virus disebabkan alkohol, obat-obatan dan
bahan kimia atau sintetis yang merusak hati (hepatotoksik).
Nah pada kesempatan artikel kesehatan kali ini, kami akan membahas
sebuah tanaman yang mungkin pernah kita jumpai di sekitar kita dan
tentunya secara empiris telah banyak digunakan oleh nenek moyang kita
sebagai obat tradisional penyakit hati/ liver. Tanaman tersebut adalah
bambu kuning (bambusa vulgaris). Bambu kuning
adalah salah satu jenis tanaman bambu yang mempunyai keistimewaan unik
dari jenis bambu yang lainya. Apabila diamati buluhnya berwarna kuning
namun dengan rumpun yang sedikit. Nah karena warnanya yang unik dan
berbeda dari jenis bambu-bambu lainya bambu kuning lebih terkenal
sebagai tanaman hias.
Keistimewaan lain dari bambu kuning ini adalah rasa rebung bambunya yang
manis dan bisa dijadikan sebagai bahan sayuran. Selain itu ternyata
rebung bambu kuning ini juga berkhasiat sebagai obat penyakit hati/
liver. Maka tidak heran apabila bapak Abdullah Landa menjadikan rebung
bambu kuning ini sebagai salah satu bahan dalam komposisi obat ramuanya
yang terkenal sebagai obat hepatitis yaitu Larangga Mbojo. Larangga
Mbojo adalah obat hepatitis asli dari Bima, Nusa Tenggara Barat.
Oleh nenek moyang kita, rebung bambu kuning biasa digunakan sebagai obat
penyakit kuning / jaundice (Hepatitis A). Penggunaannya secara
tradisional diwariskan turun temurun. Seperti diketahui penyakit kuning
berhubungan dengan ketidakberesan fungsi hati, sehingga sering disebut
sebagai “penyakit lever” atau “penyakit liver”.
Rebung bambu kuning mengandung para hidroksi bemsaldehid, yaitu suatu fenol yang mirip dengan sebagian gugusan silimarin dan kurkumin. Kedua gugusan ini berkhasiat sebagai anti racun hati. Senyawa silimarin telah lama dipasarkan sebagai obat liver atau obat lever atau sakit hati dengan sebuah merek dagang.
Menurut sebuah penelitian di Jerman, sari rebung bambu bisa memperbaiki kerusakan sel hati binatang percobaan, yang sebelumnya sengaja dirusak dengan racun hati. Pemakaian rebung secara tradisional, dilakukan seperti minum jamu ‘godokan’ (jamu rebus). Resep yang biasa digunakan, satu bagian (bisa satu gelas) irisan rebung bambu kuning yang sudah dikeringkan dicampur dengan 10 bagian air. Campuran direbus sampai mendidih. Seperempat jam setelah mendidih, pemanas dimatikan. Dalam keadaan masih panas, rebusan disaring dan didinginkan. Setelah dingin bisa lagsung diminum. Setiap minum, takarannya adalah sepertiga gelas; bisa diminum hingga tiga kali sehari. Karena rasanya agak asam, bisa ditambahkan gula. Kalau air rebusan sudah habis, ampas rebung bisa digunakan lagi (direbus lagi) sampai tiga kali. (Wahyono, Fakultas Biologi Farmasi UGM – TRUBUS)
Rebung bambu kuning mengandung para hidroksi bemsaldehid, yaitu suatu fenol yang mirip dengan sebagian gugusan silimarin dan kurkumin. Kedua gugusan ini berkhasiat sebagai anti racun hati. Senyawa silimarin telah lama dipasarkan sebagai obat liver atau obat lever atau sakit hati dengan sebuah merek dagang.
Menurut sebuah penelitian di Jerman, sari rebung bambu bisa memperbaiki kerusakan sel hati binatang percobaan, yang sebelumnya sengaja dirusak dengan racun hati. Pemakaian rebung secara tradisional, dilakukan seperti minum jamu ‘godokan’ (jamu rebus). Resep yang biasa digunakan, satu bagian (bisa satu gelas) irisan rebung bambu kuning yang sudah dikeringkan dicampur dengan 10 bagian air. Campuran direbus sampai mendidih. Seperempat jam setelah mendidih, pemanas dimatikan. Dalam keadaan masih panas, rebusan disaring dan didinginkan. Setelah dingin bisa lagsung diminum. Setiap minum, takarannya adalah sepertiga gelas; bisa diminum hingga tiga kali sehari. Karena rasanya agak asam, bisa ditambahkan gula. Kalau air rebusan sudah habis, ampas rebung bisa digunakan lagi (direbus lagi) sampai tiga kali. (Wahyono, Fakultas Biologi Farmasi UGM – TRUBUS)
Penuhi gizi kita dan istirahat yang baik agar virus tidak menulari dan
menyerang hati atau liver. Dengan kekebalan tubuh yang kuat, tubuh akan
mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jadilah teman yang setia......