Minggu, 04 Januari 2009

mengnal kemauan

Jika saudara telah membaca Bab IV [menetapkan tujuan], saudara masih ingat misal seorang pendaki gunung, yang hendak mencapai puncaknya dan misal seorang pelayan toko yang berhasrat mencapai kedudukan sebagai majikan?

Mereka kedua-duanya telah menetapkan tujuannya dengan jelas, dan baik pendaki gunung maupun pelayan toko telah membuat rencananya.

Kita menaruh simpati kepada kedua orang yang tujuannya tinggi itu, karena mereka menaikkan pula derajat masyarakat. Dalam hati kita terbit doa, semoga mereka berhasil mencapai tujuannya.

Dan, ada kemungkinan besar, mereka sampai pada apa yang dimaksud, atau setidak-tidaknya mereka mendekati tujuannya, asal …

Ya, asal mereka cukup kuat kemauannya untuk melaksanakan recananya, untuk setapak demi setapak melaksanakan tugas-tugasnya yang dicantumkan dalam rencananya.

Memang, menetapkan tujuan bukan pekerjaan yang mudah. Membuat rencananya lebih-lebih sukar lagi. Akan tetapi yang paling sukar ialah melaksanakannya.

Untuk melaksanakan sampai berhasil, diperlukan kemauan. Kemauan yang kuat.


Kemauan adalah daya-pendorong

Siapa tahu, di tengah jalan si pendaki gunung diserang oleh angin taufan, atau udara sangat dingin. Kalau tak kuat kemauannya, ia mungkin cemas, berkecil hati dan … “ayo turun saja ah!”

Si pelayan setelah menjadi kepala pelayan masuk ke SMP malam Bagian C. Setelah dicoba tiga bulan, ternyata sukar sekali mengikuti pelajarannya, karena memang berat bersekolah sambil bekerja. Ia hentikan sekolahnya. Kemauannya kurang kuat. Ia undur. Mula-mula ia tinggal tenang saja, tapi lama-lama terbit keragu-raguan kepada dirinya. Bisakah kelak ia sampai kepada tujuannya? Sekonyong-konyong tujuannya yang dahulu jelas, menjadi remang-remang dan akhirnya gelap. Ia putus asa, dan bersikap masa bodoh saja.

[Namun demikian] mungkin sekali, si pendaki gunung yang semula memang ada niat untuk ngacir kembali saja, sekonyong-konyong berhasil mengumpulkan kekuatan kemauannya, dan ia … meneruskan perjalanannya.

Dan bukannya mustahil, bahwa si pelayan ketika dirasanya pelajaran-pelajaran di SMP terlalu sukar ia berkata kepada dirinya sendiri: “Tiga bulan ini saja merasa memang berat. Akan tetapi mundur? Tidak, aku akan tetap tinggal di sekolah ini. Aku mau tahu kuat mana: ”Pelajaran SMP atau Otakku?!” Memang akhirnya ia tak bisa saban [setiap] tahun naik kelas, dan baru lima tahun ia mendapatkan ijazah, akan tetapi ia teruskan melaksanakan rencananya.

Nyata sekali, bahwa kemauan adalah tenaga-pendorong yang menggerakkan manusia, maju kearah tujuannya, bertahan ditempatnya jika akan terdesak, yang menggerakan badan seseorang memanjang pohon kelapa sampai ke pucuknya, yang mendorong maju seorang tentara meskiun dihujani pelor [peluru], yang melaksanakan sumpah bangsa Indonesia: “Sekali merdeka tetap Merdeka”.

Kita semua tahu obat terkenal yang namanya Salversan. Itu obat yang mujarab untuk memberantas penyakit frambusia dan dahulu juga syphilis. Obat itu terkenal juga dengan nama 606.

Mengapa dinamakan 606? Salversan dinamakan juga 606, kerena Paul Ehrlich, penemunya, telah mengadakan percobaan dengan belerang enam ratus enam puluh kali, sebelum berhasil dan menjadi obat Salversan yang mahsyur.

606 kali mencoba, 606 kali mengamati, 606 kali duduk bertekun.

Gerangan apa yang menggearkan Paul Ehrlich untuk mengadakan percobaan sampai ke 606, dan tak dihentikan saja setelah mencapai percobaan yang ke- 500 atau ke-605? Yang menggerakan itu tak lain dan tak bukan ialah: Kemauan Paul Ehrlich yang keras laksana baja.

Dan oleh kerena kemauan yang keras itulah, beribu-ribu, bahkan berjuta-juta orang tertolong dari kematian.


Tanpa kemauan, kosong!

alone

quille

“Otak kita boleh membuat rencana seindah-indahnya, secermat-cermatnya, hati kita boleh gandrung terhadap suatu cita-cita, kita boleh menaruh kasih-mesra terhadap yang bagus dan utama, akan tetapi jika di dalam diri kita tiada tenaga yang membantu merubah segala pikiran-pikiran itu menjadi perbuatan, yang menjadi pendorong untuk mengerjakannya, melaksanakannya, dan yang seolah-olah memaksa kita menyelesaikan pekerjaan kita, maka semuanya hanya tinggal angan-angan saja. Semua yang kita pikirkan, yang kita inginkan supaya terlaksana, hanya bisa terwujud melalui kerja, baik kerja tangan maupun kerja otak. Semua teori-teori kita,cita-cita kita, niat-niat kita baru menjadi kenyataan dan bisa digunakan, jika mendapat pertolongan dari kemauan, sebab kemauan itulah yang membantu merubah pikiran kita menjadi perbuatan.”

“Maka itu, mengembangkan kemauan sama pentingnya dengan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang lainnya. Karena sukses kita dalam hidup ini, sebagian besar tergantung kepada tenaga-kemauan, yang kita punyai.” Demikian kata seorang ahli pendidik orang dewasa yang kenamaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadilah teman yang setia......